Wisata Pulau Kembang Rumah Bagi Kera
Pasar tradisional Sungai Barito yang merupakan "pasar terapung" yang unik, tidak lengkap rasanya jika tidak melanjutkan perjalanan ke Pulau Kembang. Pulau Kembang merupakan muara di tengah Sungai Barito, milik Kecamatan Alalaki, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Terletak di dekat pasar terapung, pulau ini menjadi rumah bagi banyak monyet ekor panjang dengan vegetasi hutan rawa dan banyak pohon nipah.
Wisata Pulau Kembang Rumah Bagi Kera |
Tidak hanya Bali yang memiliki hutan monyet. Kalimantan juga memiliki hutan yang sebagian besar dihuni oleh monyet. Pulau Kembang merupakan salah satu destinasi yang bisa sobat penikmat alam kunjungi setelah pasar terapung. Pulau seluas 60 hektar ini dijadikan hutan wisata oleh pemerintah. Kawasan ini berjarak sekitar 1,5 km dari kota Banjarmasin dan dapat ditempuh dengan menyewa perahu klotok seharga sekitar 100.000 rupiah. Dibutuhkan sekitar 15 menit untuk mencapai dari kota Banjarmasin.
Sejarah dan Mitos di Balik Pulau Kembang
Pulau Kembang merupakan rumah bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Banyak cerita yang menjelaskan asal usul tempat ini. Salah satu ceritanya, Pulau Kembang berawal dari kapal China Law Kem Bang, yang kemudian hilang dan dihancurkan oleh masyarakat Biaju atas perintah Sultan Banjar pada tahun 1750-an. Bangkai kapal sebelumnya kemudian tumbuh pohon dan menjadi sebuah pulau, yang kemudian dihuni oleh sekelompok kera. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, monyet adalah perwujudan dari roh.
Dari cerita ini, orang Tionghoa membangun sebuah altar yang didedikasikan untuk "penjaga" Kukkasaare, dilambangkan dengan dua sosok berbentuk monyet putih (Hanoman). Sedemikian rupa sehingga banyak orang Tionghoa yang berziarah ke tempat ini untuk berdoa bagi arwah leluhur mereka. Juga, menurut mitos, ada monyet yang sangat besar di pulau ini dan itu adalah raja monyet.
Wisata Pulau Kembang ini sering dikaitkan dengan kejadian misterius. Banyak pengunjung yang mengaku mengalami hal misterius seperti melihat jembatan yang menghubungkan Pulau Kembang dengan daratan; melihat sosok pangeran berbaju putih menunggang kuda melintasi jembatan dan sebagainya. Ada ribuan monyet di daerah ini. Hanya 10 menit dari pasar terapung, Anda akan sampai di Pulau Kembang. Tapi jangan heran jika monyet menyapa perahu Anda sekitar 100 meter di depan dermaga pulau ini. Mereka bisa berlari melewati kawanan monyet untuk mencari makanan yang kita bawa. Jangan heran jika mereka mengambil tas yang kita bawa atau menghancurkan kantong plastik, mereka mengira ada makanan untuk mereka. Awalnya menakutkan, tetapi mereka tidak melakukan kekerasan karena monyet sudah terbiasa dengan manusia.
Suasana Wisata Pulau Kembang yang Semarak
Anda akan melihat perilaku monyet yang lucu seperti mengemis makanan, berlari, memanjat pohon, berkelahi bahkan menyelam. Jangan lupa untuk menjaga barang-barang Anda seperti ponsel atau dompet Anda. Di sini pengunjung bisa bercengkrama dengan monyet yang biasa mencuri makanan yang dibawa pengunjung. Nampaknya monyet-monyet di sini sudah terbiasa dengan makanan yang disediakan oleh masyarakat dan pengunjung. Suasana di Pulau Kembang begitu semarak, dengan suara gila monyet berebut kulit kacang dan pisang yang dibawa pengunjung.
Di sisi lain, ada juga orang asing yang lari kesana-kemari, takut monyet-monyet itu akan mendekati mereka. Primata yang paling dekat dengan manusia ini hidup di Pulau Kembang yang memiliki rawa-rawa dan dikelilingi oleh aliran Sungai Barito. Mereka terlihat sangat memanfaatkan makanan yang disediakan pengunjung atau pengelola. Meski sebagian besar monyet di sini jinak, sobat penikmat alam harus berhati-hati terhadap beberapa monyet yang agresif.
Wisata Pulau Kembang tidak memiliki berbagai vegetasi untuk mendukung monyet. Monyet-monyet inilah yang menjadi daya tarik Lillesaari ini, semoga primata ini tidak punah dan terjaga kelestariannya agar pesona pulau ini dapat dinikmati di lain kesempatan bersama tamu lainnya.
Hingga saat ini, keberadaan monyet-monyet tersebut menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Wisata Pulau Kembang. Beberapa ahli telah melakukan observasi terhadap komunitas monyet. Berdasarkan pengamatan tersebut, terdapat beberapa kelompok kera di pulau tersebut yang secara bergiliran keluar dari persembunyiannya. Kelompok monyet pertama biasanya berangkat antara pukul 05:00 dan 13:00. Jika Anda takut dengan monyet, disarankan untuk tidak menginjakkan kaki di dermaga pulau. Sesampainya di dermaga, Anda akan disambut oleh puluhan kera yang meminta-minta makanan. Tarif masuk ke pulau ini adalah Rp 5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 25.000 untuk pengunjung dari luar Indonesia. Selamat datang di Pulau Kembang dan berinteraksi dengan monyet.
Kekayaan Alam Wisata Pulau Kembang
Flora
Taman Wisata Alam Pulau Kembang termasuk dalam salah satu perwakilan tipe ekosistem hutan rawa mangrove. Jenis-jenis flora yang hidup dan tumbuh didalamnya adalah rambai (Sonneratia alba), panggang (Ficus sp), jambu (Eugenia sp), tancang (Bruguiera sp), rengas (Gluta renghas), nipah (Nypa fructicans), pandan (Pandanus sp), bakung (Crinum asiaticum), jeruju (Acanthus ilicifolius), dungun (Heretiera littoralis), dan lain-lain.
Fauna
Jenis fauna yang menghuni kawasan iniadalah bekantan (Nasalislarvatus), elang laut perut putih (Heliaetus leucogaster), elang bondol (Haliastur indus), elang hitam (Ictinaetus malayensis), elang tikus (Elanus caeruleus), elang (Spilornis sheela), raja udang biru (Halyconchloris), burung madu (Anthereptes malaccensis), burung madu (Nectarinia jugularis), dan lain-lain.
Sobat penikmat alam semua itu adalah penjelasan singkat Pulau Kembang di Kalimantan Selatan yang bisa Anda kunjungi ketika datang ke Banjarmasin